Alloo dosen kimia yang cantik2

sebelumnya saya mohon maaf bu, bukan bermaksud yang lain, saya hanya ingin kita semua be better....
emmmm gini, pertama saya ingin dosen merupakan orang yang menguasai materi totally. kalo ngajar analisis ya harus mateng analisisnya. kalo ngajar yang lain, minimal juga harus menguasai materi lah. trus kalo misale anda salah,and kami yang bodoh ini mencoba bertanya, kenapa kami harus disalahkan, diincar (Ching:jawa), etc. mengapa??why??
mudah-mudahan anda semua tidak ada yang merasa sakit hati atas kritik ini, sekali lagi ini demi kebaikan bersama...

sebelumnya saya mohon maaf bu, bukan bermaksud yang lain, saya hanya ingin kita semua be better....
emmmm gini, pertama saya ingin dosen merupakan orang yang menguasai materi totally. kalo ngajar analisis ya harus mateng analisisnya. kalo ngajar yang lain, minimal juga harus menguasai materi lah. trus kalo misale anda salah,and kami yang bodoh ini mencoba bertanya, kenapa kami harus disalahkan, diincar (Ching:jawa), etc. mengapa??why??
mudah-mudahan anda semua tidak ada yang merasa sakit hati atas kritik ini, sekali lagi ini demi kebaikan bersama...

Terima kasih kritikannya
Saya setuju kalo dosen wajib menguasai materi, idealnya dosen S1 di PSF tidak boleh mengajar karena dianggap belum kompeten dan kurang pengalaman. Kalo dosen S1 di PSF tidak boleh mengajar dan harus meningkatkan kualitasnya dengan studi atau pelatihan saya rasa semua dosen di PSF akan senang dan berterimakasih. Tetapi masalahnya dosen di PSF diharuskan untuk mengajar dengan kompetensi seadanya, karena keterbatasan dosen. Trus gimana solusi menurut anda? (kalo bisa mengkritik mudah-mudahan sudah siap dengan solusi ya.....)
Tapi jangan kuatir kualitas dosen di PSF sudah lolos uji seleksi penerimaan CPNS dosen UNEJ kok jadi sudah merupakan dosen yang terpilih. Selain itu sebelum mengajar semua dosen pasti sudah mempersiapkan materi sebaik mungkin. Paling tidak hargailah usaha para dosen tersebut untuk memberikan yang terbaik bagi mahasiwanya. (Orang bijak adalah orang yang bisa menghargai usaha orang lain)

Kalo menurut saya, solusinya tiap dosen yg junior itu gak usah dikasih beban ngajar yg banyak, cukup satu matakuliah saja trus 1 ato 2 bab aja. Gak usah sok ke-PD-an bisa ngajar materi yg sulit, mending pake Dosen Luar Biasa ato Dosen Tamu dari UNAIR/UGM/ITB. Nah waktu dosen LB/Tm tsb memberikan materi, dosen kimia tsb harus ikut duduk di belakang dong, kayak cerita temen saya yg di UNAIR.

Klo dikasih beban 1 matakuliah aja masih gak sukses, mending gak usah ngajar aja Bu daripada ntar kita gak ngerti 'n gak dapet ilmunya.

Kalo dosen junior gak boleh ngajar, tentu saja mereka akan senang dan berterima kasih. Sebenarnya mengajar materi sulit bukan keinginan dari para dosen junior, tapi SIKON yang memaksakan mereka harus mengajar materi sulit. Kalo disuruh memilih pasti para dosen junior akan memilih materi gampang, kan kompensasinya sama antara ngajar materi gampang atau sulit. Ada dosen tamu, saya setuju tinggal POMAnya saja sanggup beri HR kedosen tamu apa tidak?jangankan dosen tamu untuk kuliah rutin untuk kuliah tamu SEHARI saja POMA belum pernah mendanai. Saya rasa tidak bijak bila PSF Unej dibandingkan dengan Farmasi UNAIR, karena PSF UNEJ baru berumur 4 tahun sedangkan Farmasi Unair sudah sekitar 30 tahunan. PSF Unej memang masih seumur jagung jadi sangat membutuhkan kerjasama semua pihak termasuk mahasiswa, sebaiknya untuk kebaikan bersama sampaikanlah kritik dan pesan bagi dosen atau administrasi dengan baik dan sopan selain lebih menghormati perasaan yang dikritik juga akan lebih bermanfaat. Pesan saya hindarilah tindakan yang menyakiti orang lain dan berusahalah menyenangkan orang lain, karena balasannya pasti akan lebih menyenangkan, OK.....

Cool Bu...Cool....Jgn emosi dong!!

wulan wrote:

Saya rasa tidak bijak bila PSF Unej dibandingkan dengan Farmasi UNAIR, karena PSF UNEJ baru berumur 4 tahun sedangkan Farmasi Unair sudah sekitar 30 tahunan. PSF Unej memang masih seumur jagung jadi sangat membutuhkan kerjasama semua pihak termasuk mahasiswa, sebaiknya untuk kebaikan bersama sampaikanlah kritik dan pesan bagi dosen atau administrasi dengan baik dan sopan selain lebih menghormati perasaan yang dikritik juga akan lebih bermanfaat. ...

Koreksi :
UNAIR umurnya 40 tahun, PSF sudah panen Jagung 12 kali!!

Tenang donkz.....
Sabar dari hongkong??????
Jadikan kritik itu sebuah koreksi, n jadilah orang yang bijak.....
yang kritik juga kasih kritik yang keren dunkz, yang ber-retorika, yang cool, ber-dialektika yang baik, biarpun sepedas apapun kritik kita (sambel baladopun kalah), se-njejeg apapun kritik kita, tapi yang keren dukz...
ni referensi buat belajar berdialektika :
buku judulnya "MADILOG" (Materialisme, dialektika, Logika) buah karya TAN MALAKA
baca tuh sampai mumet, biar dialektika anda baik.
buat belajar jadi bijak, anda harus berproses lewat organisasi, jangan belajar melulu, Menthok dadine yo koyo ngono.... baca buku "PEMIMPIN YANG BIJAK" silahkan beli di Gramedia, ada koq, g tau di TOGA MAS
atau "PEMIKIRAN DAN HATI FIDEL CASTRO" coba anda cari juga di Gramedia, isinya tentang bagaimana Castro dg bijak menanggapi kritik dari lawan mainnya dalam politik.
OK???? Thx. Kalo butuh referensi yang lain, email saya aja.

bagi kaum muslim pemimpin yang baik, bijak dan jadi tauladan adalah RASULULLAH SAW

Berikut kisah yang bermanfaat bila direnungkan

"AIRMATA_RASULULLAH_SAW... "

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah,

"Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,"tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu, "kata Jibril.

Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi.

"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.

"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.

"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku - peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah diantaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" -"Umatku, umatku, umatku"

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

NB:
Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan RasulN ya mencintai kita. Karena sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka. Amin...

Usah gelisah apabila dibenci manusia karena masih banyak yang menyayangi mu didunia tapi gelisahlah apabila dibenci Allah karena tiada lagi yang mengasihmu di akhirat.